Berikut adalah ppt yang pernah saya buat bersama teman-teman, semoga bermanfaat :D
http://www.scribd.com/doc/83172410
Total Pageviews
Wednesday, February 29, 2012
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Berikut adalah laporan praktikum yang pernah saya buat bersama teman-teman ketika masih kelas XI, mohon maaf sebelumnya karena mungkin laporan ini masih belum lengkap
http://www.scribd.com/doc/83171462
http://www.scribd.com/doc/83171462
Soal Soal OSN
Berikut adalah beberapa soal OSN yang pernah saya download ketika saya kelas XI, semoga bermanfaat
http://www.scribd.com/doc/83170155
http://www.scribd.com/doc/83170399
http://www.scribd.com/doc/83170493
http://www.scribd.com/doc/83170537
http://www.scribd.com/doc/83170572
http://www.scribd.com/doc/83170608
http://www.scribd.com/doc/83170777
http://www.scribd.com/doc/83170469
http://www.scribd.com/doc/83170857
http://www.scribd.com/doc/83170860
http://www.scribd.com/doc/83170155
http://www.scribd.com/doc/83170399
http://www.scribd.com/doc/83170493
http://www.scribd.com/doc/83170537
http://www.scribd.com/doc/83170572
http://www.scribd.com/doc/83170608
http://www.scribd.com/doc/83170777
http://www.scribd.com/doc/83170469
http://www.scribd.com/doc/83170857
http://www.scribd.com/doc/83170860
Pendapat Mengenai Dalang Terjadinya G30S/PKI
Ini adalah tugas yang diberikan oleh guru sejarah saya sewaktu kelas XI, monggo jika Anda memang berniat untuk mendownload-nya klik link di bawah ini :D
http://www.scribd.com/doc/83169720
http://www.scribd.com/doc/83169720
Sunday, February 26, 2012
Animalia
Berikut merupakan materi biologi yang sempat saya kumpulkan ketika saya masih kelas X SMA, jujur saat itu saya hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan tugas berupa makalah mengenai Animalia. Silahkan jika Anda ingin melihat hasil kerja yang mungkin masih belum lengkap ini. Trimz, :D (ScientistEdan)
INVERTEBRATE
A. Ciri-ciri Porifera
Kata
Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori
dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang
memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Porifera
merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar
hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu
suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.
Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas sel-sel berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan
Diantara
epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut
mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat
beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel
amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna
di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) atau
spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat. Sedangkan spongin
tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
Sedangkan
sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas,
pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
Makanan
Porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk
bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada
koanosit. Selanjutnya makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian
pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh
sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan
melalui oskulum bersama sirkulasi air.
Porifera
berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dengan
pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan kemudian
memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap
menempel pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok
Porifera. Sedangkan pembiakan secara seksual berlangsung dengan persatuan
antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya
berkembang menjadi larva berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar
melalui oskulum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan menempel
kemudian tumbuh menjadi Porifera baru.
Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon.
1. Ascon type
Tipe
Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air
masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar
melalui oskulum. Contoh tipe Ascon misalnya Leucoslenia.
Tipe
Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya
radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori ke saluran radial
yang berdinding koanosit spongocoel
keluar melalui oskulum, misalnya Scypha.
3. Rhagon (Leucon) type
Tipe
Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling kompleks/rumit.
Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem saluran air
bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk
bulat. Air masuk melalui pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar
melalui oskulum. misalnya Euspongia dan Spongida.
Beberapa sistem saluran pada Porifera
C. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi
tiga kelas.
1. Kelas Calcarea
Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.
2. Kelas Hexatinellida
Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.
3. Kelas Demospongia
Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.
D. Reproduksi1. Kelas Calcarea
Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.
2. Kelas Hexatinellida
Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.
3. Kelas Demospongia
Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.
Porifera melakukan reproduksi
secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin
di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara
peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh
porifera.
E. Manfaat
Porifera
Secara ekonomis, Porifera tidak
mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat
dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia
dan Hippospongia dapat
digunakan sebagai spons mandi.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi
sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
2. COELENTERATA
Seperti
hewan Porfera, maka Coelentarata pun umumnya hidup di laut, kecuali beberapa
jenis dari Hydrozoa yang hidup di air tawar. Arti dari Coelentarata adalah
koilos yakni rongga dan anteron berarti usus. Jadi Coelentarata dapat diarikan
hewan yang memiliki rongga usus.
Pernahkah
Anda menemukan hewan Coelentarata? Bila Anda berjalan-jalan di pantai,
berperahu di laut, atau mengunjungi taman laut, Anda akan melihat atau
menemukan hewan berbentuk karang, menyerupai bunga mawar, dan ada hewan yang
melayang-layang di laut sebagai parasut seukuran mangkung/piring. Itu semua
adalah hewan yang termasuk Coelentarata.
Coelentarata
merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya tersusun atas dua
lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis).
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler disebut mesoglea,
dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf
Pada
lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast
terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi
untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat
penyengat.
A. Bentuk tubuh Coelenterata
Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
- Polip
Polip adalah bentuk kehidupan Coelentarata yang
menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut
yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam
bentuk (polimorfisme). Misalnya yang berbeda fungsinya yakni ada polip untuk
pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni
gastrozoid.
- Medusa
Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti
payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.
Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler.
Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh
septum/penyekat dan belum mempunyai anus. Reproduksi atau perkembangbiakan
dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.
B.
Klasifikasi Coelenterata
Filum Coelentarata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
Filum Coelentarata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
a. Kelas
Hydrozoa
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedang kan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedang kan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
Ø
Hydra
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara
seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat
pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti
kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Ø Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :
a. Hydrant,
yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan.
b. Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan
aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis)
antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual. Perkembangbiakan secara
aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian
setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi
medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang
menjadi medusa dewasa.
Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa
dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa
akan menghasilkan sel telur / ovum dan sperma. Pembuahan ovum oleh sperma
terjadi di luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang
menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan
merekatkan diri menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi
hewan Obelia. Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan
pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.
b. Kelas Scypozoa (Skyphos = cawan; zoon =
binatang)
Bentuk tubuh
Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur
mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran
garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini
banyak terdapat di sepanjang pantai.
Seperti Obelia,
Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia
memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan
ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.
Hasil pembuahan
adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula.
Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel,
silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma.
Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak
seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan
melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira
berkembang menjadi medusa dewasa. Daur hidup Aurellia dapat diamati di bawah
ini.
Anthozoa
berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang
bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.
Anthozoa
dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Bila dibandingkan, polip Anthozoa
berbeda dengan polip pada Hydrozoa.
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.
2.Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol.
C. Peranan Coelentarata
Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3. PLATYHELMINTES (CACING PIPIH)
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis bersilia.
Cacing pipih ini merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai rongga
tubuh (acoelomata). Hidup biasanya di air tawar, air laut dan tanah lembab. Ada
pula yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing parasit ini
mempunyai lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini
mempunyai alat pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem
pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus. Contoh
Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang
terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang
ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan ini
berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan.
Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan
yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua
saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya
berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut
bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell).
Sistem saraf berupa tangga
tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua
ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari
masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah
posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh.
Reproduksi pada cacing pipih
seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual
(vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan
reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang
bersifat hemafrodit. Sistem reproduksi seksual pada
Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum,
kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori
genital dan penis. Perhatikan gambar sistem reproduksi Planaria.
1. Kelas Turbellaria
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk
rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang
jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki
dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara
memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria
antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium
yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.Permukaan
tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis
(tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar) seperti pada gambar berikut.
Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia.
Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait.
Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris
bilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata
baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan
Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola
hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati
sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis
sinensis) serta Schistosoma japonicum
(cacingdarah).
a. Daur hidup Fasciola hepatica :
Ø Cacing dewasa bertelur di dalam saluran
empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas
bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah,
telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea
auricularis-rubigranosa).
Ø Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh
menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu).
Ø Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang
disebut Redia. Hal ini berlangsung secara partenogenesis.
Ø Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan
berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor.
Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang
dalam air.
Ø Di luar tubuh siput, larva dapat menempel
pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi
metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan
lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap
perkembangan larva Fasciola hepatica.
Ø Apabila rumput tersebut termakan oleh domba,
maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati,
saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur
kembali dan siklus ini terulang lagi.
Ø Inang
menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan
domba.
- Daur hidup Chlonorchis
sinensis
Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam
daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh
Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda
pada cabang usus lateral yang tidak beranting.
c.
Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing
darah)
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.
Selanjutnya
diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
Ø Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik
(vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni
(vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
Ø Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan
masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi
serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit
Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan
kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan
ginjal.
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 -
3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala
(skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap
segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke
posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu
individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan
tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang
berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati,
tetapi kurang berkembang.
Contoh Cestoda yaitu:a) Taenia saginata (dalam usus manusia)
b) Taenia solium (dalam usus manusia)
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)
a. Taenia saginata
Cacing ini parasit dalam usus halus manusia.
Perbedaannya dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang
perantaranya. Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait
dan inang perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan kait pada skoleksnya
dan inang perantaranya adalah babi.
Daur hidup Taenia saginata
Ø
Dalam
usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel
telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama
feses.
Ø
Bila
telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang
menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam
pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk
kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing).
Ø
Kista
akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus).
Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang.
Ø
Dinding
Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada
usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat
menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian
termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi
akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan
berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas.
b. Taenia
solium
Daur hidup Taenia
solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang perantaranya
adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus
sellulose.
c. Coanotaenia
infudibulum
Cacing pita lainnya
adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi inang
perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.
C. Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia
Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain:
Ø memutuskan daur hidupnya,
Ø menghindari infeksi dari larva cacing,
Ø tidak membuang tinja sembarangan (sesuai
dengan syarat-syarat hidup sehat),dan
Ø tidak
memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).
4. NEMATHELMINTHES
A. Ciri-ciri Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari kata Nemathos = benang; Helminthes = cacing. Jadi pengertian Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilig.
Hewan yang tergolong Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri:
Ø Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang dan
tidak bersegmen, mempunyai selom semu (pseudoselomata),
tripoblastik. Permukaan tubuh dilapisi
kutikula sehingga tampak mengkilat.
Ø Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut
sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait.
Ø Sistem respirasi melalui permukaan tubuh
secara difusi.
Ø Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi
cacing ini mempunyai cairan yang fungsinya menyerupai darah.
Ø Sistem reproduksi :
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 24). Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 24). Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.
Ø Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran pencernaan Vertebrata.
B. Contoh Hewan NemathelminthesSebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran pencernaan Vertebrata.
1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
2. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
3. Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
4. Filaria bancrofti
atau Wucheria bancrofti (penyebab
kaki gajah)
Siklus hidup
Ø Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.
Ø Telur yang mengandung embrio keluar bersama
feses.
Ø Telur
dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi dan menetas di
usus. Kemudian larva menembus dinding usus, masuk dalam peredaran darah menuju
paru-paru. Dari paru-paru, larva keluar dan sampai ke faring. Bila tertelan
akan masuk ke usus halus dan berkembang biak sampai dewasa di sana. Infeksi
cacing ini dengan cara pasif. Cacing ini akan menghisap makanan di usus
manusia.
2. Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale (cacing tambang)
Cacing tambang ada dua
macam yaitu:
Ø Ancylostoma
duodenale (terdapat di
daerah tropika Asia dan Afrika)
Ø Necator
americanus (terdapat di
daerah tropika Amerika)
Ciri dan sifat cacing tambang:
Cacing
ini parasit dalam usus manusia. Tubuh berukuran + 1 – 1,5 cm dengan mulut yang
mempunyai kait berupa gigi dari kitin yang dapat melekat dan melukai dinding
usus inangnya. Cacing ini menghisap darah inang, sehingga inang akan mengalami
anemia (kekurangan darah). Penyakit karena cacing tambang ini dikenal dengan
Ankylostomiasis.
Daur hidup cacing tambang:
Ø
Telur
keluar bersama feses dari dalam usus manusia.
Ø
Di
tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform.
Ø
Kemudian
larva ini berubah menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki dan masuk
ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru,
faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Peristiwa ini
disebut infeksi aktif. Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap
menghisap darah kembali.
Ø
Selain
dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista
(larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan.
Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing kremi pada manusia.
Cacing ini hidup dalam usus besar manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm,
sedangkan cacing jantan 3-5 mm. Cacing betina akan bertelur di malam hari dan
akan menyebabkan rasa gatal. Apabila digaruk, telur akan menempel pada kuku.
Telur tertelan melalui makanan dan akan menyebabkan auto infeksi.
Annelida berasal dari kata Annulus = cincin kecil. Artinya tubuh menyerupai cincin kecil atau ruas. Baiklah, silahkan Anda pelajari dulu ciri-ciri umum Annelida.
A. Ciri-ciri Umum Annelida
Ø
Sistem
saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang
sehingga berupa tangga tali.
Ø
Alat eksresi disebut nephridium. Alat
pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
Ø
Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di
ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
Ø
Respirasi
dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung
secara difusi.
Ø
Sistem
peredaran darah tertutup.
Ø
Hewan
ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
Ø Tempat hidup air tawar, air laut dan darat.
Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
a. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Ciri-ciri:
Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah :
Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah :
1) Eunice viridis (cacing wawo)
2) Lysidice oele (cacing palolo)
3) Nereis virens (kelabang laut)
2) Lysidice oele (cacing palolo)
3) Nereis virens (kelabang laut)
b. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
Ciri-ciri:
Ø
Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat.
Ø
Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan
terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas
Contoh:
1) Pheretima posthurna (cacing tanah – Asia)
2) Lumbricus terrestris (cacing tanah – Eropa dan Amerika)
3) Perichaeta (cacing hutan)
4) Tubifex (cacing air)
Contoh:
1) Pheretima posthurna (cacing tanah – Asia)
2) Lumbricus terrestris (cacing tanah – Eropa dan Amerika)
3) Perichaeta (cacing hutan)
4) Tubifex (cacing air)
1) Lumbricus terrestris
Lumbricus terrestris dikenal dengan cacing tanah,dan ciri-cirinya sebagai berikut
Ø
Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 –
200 buah
Ø Pada setiap segmen terdapat setae kecuali
pada segmen pertama dan terakhir.
Ø Hewan ini hermafrodit, tetapi pembuahan
sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua
hewan mengadakan kopulasi.
Ø Bernafas dengan menggunakan seluruh permukaan
tubuh yang lembab.
Ø Darah terdiri dari plasma darah, mengandung
haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak
berwarna.
Ø Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga
tali.
Ø Sistem pencernaan makanan sempurna, yaitu
mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan anus.
c. Hirudinea
Ciri-ciri Hirudinea:
Ø Banyak terdapat di air tawar, air laut atau
di darat.
Ø Tubuh tidak memiliki parapodia atau setae dan
memiliki alat penghisap pada bagian anterior
dan posterior.
Ø Pada hewan hermafrodit, lubang genetalia
jantan terletak di muka lubang genetalia betina.
Ø Sistem
pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus.
Ø Peredaran darah tertutup dan pernafasan
berlangsung melalui kulit.
Ø Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang
terdapat pada setiap segmen.
Ø Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang
menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan
darah).
6. MOLLUSCA
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas.
Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang
dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut
berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya
kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang
tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang.
Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya
berbeda untuk setiap kelasnya.
Cangkok
kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti
kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya
adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang
yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di
lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya
terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda.
Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang
atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa
ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral,
ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali
saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan
internal atau eksternal.
A.Klasifikasi Mollusca
1.Kelas Gastropoda
Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan
populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000
jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda,
maka hewan ini mudah ditemukan. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok
(rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan
bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun
ada pula Gastropoda
yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula).
Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Gaster artinya perut, dan podos artinya
kaki. Jadi Gastropoda
adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini
disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebablan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti
gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki
bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk
mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat
bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke
bagian pisau cukur tanpa teriris.
Coba Anda
perhatikan gambar di atas. Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang
dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini
hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel
pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai
dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut
terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya
terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di
anus. Gastropoda
umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.
Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).
2. Kelas Chepalopoda
Sekarang kita
lanjutkan pada kelas Cephalopoda. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok,
kecuali Nautillus.
Mengapa cumi-cumi (Loligo),
sotong (Sepia)
dan gurita (Octopus)
disebut jenis
Cephalopoda? Cephalopoda (cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca yang
berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari
2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.
Gurita memiliki 8
tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa
dan menangkap makanan. Cumi-cumi, sotong dan gurita adalah contoh hewan kelas Cephalopoda.
Sekarang perhatikan gambar 27. cumi-cumi!
Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.
3.Kelas Bivalvia atau Pelecypoda
Hewan
Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau
sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk
membuat cangkoknya.
Hewan ini
memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh semacam engsel,
sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka
dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini
berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian
ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk
merayap dan menggali lumpur atau pasir.
Cangkok ini terdiri
dari tiga lapisan, yaitu :
Ø Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang
berfungsi sebagai pelindung.
Ø Lapisan prismatik, tersusun dari
kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
Ø Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan
induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Jika Anda
memperhatikan kerang yang masih hidup, kaki hewan ini berbentuk seperti kapak
pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis =
kapak kecil; podos
= kaki). Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini
berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu
antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan
masuk keluarnya air.
Sistem
pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya
bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk
keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan
kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini
dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan
dikeluarkan melalui anus.
Dalam
kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang
dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva
glochidium.
Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang
tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan
sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan
membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
4. Amphineura
Hewan Mollusca kelas
Amphineura
ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral simetri,
dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal,
tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak
insang.
Hewan ini
bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel
teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton.
Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper.
5. Scaphopoda
Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda.
Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis Scaphopoda
ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang
berbaris menyerupai taring.
Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan
ini juga memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka.
Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif
bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna.
Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia,
sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin
terpisah.
B. Peran Mollusca bagi
manusia
Selain sebagai bahan makanan yang bergizi, cangkok hewan ini bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan, seperti kuwuk.
Sejak
abad ke-17 mutiara merupakan barang perhiasan mewah yang diburu kaum jutawan
dan harganya cukup mahal. Mutiara dihasilkan dari tiram mutiara seperti Pinctada margaritifera dan
Pinctada
mertensi dari kelas Pelecypoda (Bivalvia). Mutiara ini ada yang dihasilkan secara alami,
dan adapula yang dibudidayakan. Saat ini banyak orang yang membudidayakan tiram
untuk menghasilkan mutiara.
Di
samping menguntungkan, ternyata ada beberapa jenis Mollusca yang merugikan.
Misalnya keong mas adalah musuh para petani yang sering merusak tanaman padi.
Begitu pula bekicot Achatina fulica merupakan hama tanaman yang sulit
diberantas. dianggap sulit.
ARTHOPODA
A. Ciri-ciri
Arthropoda
Ø
Tubuh
beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Ø
Bentuk
tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari
kitin.
Ø
Alat
pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradaptasi untuk
mengunyah dan mengisap.
Ø
Anus
terdapat di bagian ujung tubuh.
Ø
Sistem
peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh.
Ø
Sistem pernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
Ø
Sistem
saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera.
Ø
Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang
berfungsi sebagai alat peraba, mata
tunggal (ocellus)
dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat
keseimbangan) pada Curstacea.
Ø
Alat
eksresi berupa coxal
atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
Ø
Alat
reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam
tubuh).
B.
Klasifikasi Arthoproda
Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Crustacea
(golongan udang).
2. Kelas Arachnida
(golongan kalajengking dan laba-laba).
3. Kelas Myriapoda
(golongan luwing).
4. Kelas Insecta
(serangga).
Perbedaan
dari masing-masing kelas akan dijelaskan berikut ini. Perhatikan tabelnya!
CIRI
|
KELAS
|
|
|
|
|
1. Crustacea
|
2. Arachnida
|
3. Myriapoda
|
4. Insecta
|
Tubuh
|
a. Mempunyai
rangka yang keras
b. Terdiri atas 2
bagian : kepala-dada dan perut
|
Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut
|
a. Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso ventra)
b. Diplopoda :
kepala dan badan silindris
|
Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut)
|
Kaki
|
1 pasang pada setiap segmen tubuh
|
4 pasang pada kepala - dada
|
1 pasang atau 2 pasang pada setiap ruas
|
3 pasang pada dada atau tidak ada
|
Sayap
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
2 pasang atau tidak ada
|
Antena
|
2 pasang
|
Tidak ada
|
a. Chilopoda :
1 pasang dan panjang
b. Diplopoda : 1 pasang dan pendek
|
1 pasang
|
Organ Pernafasan
|
Insang atau seluruh permukaan tubuh
|
Paru-paru buku
|
Trakea
|
Trakea
|
Tempat hidup
|
Air tawar, air laut
|
Di darat
|
Di darat
|
Di darat
|
1. Crustacea
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
a. Struktur Tubuh
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
Ø
2 pasang
antena
Ø
1 pasang
mandibula, untuk menggigit mangsanya
Ø
1 pasang
maksilla
Ø
1 pasang
maksilliped
Maksilla
dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke
mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan
berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
b. Sistem Organ
Ø Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
Ø Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Ø Sistem
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
Ø Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
Ø Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit.
Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih
muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan
autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan
sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya.
Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
c. Klasifikasi Crustacea
Berdasarkan ukuran
tubuhnya Crustacea
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.
a). Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton.
Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.
b). Ostracoda
Contoh: Cypris
candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat
bergerak dengan antena.
c). Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.
d). Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan
hidup di laut melekat pada batu atau benda lain.Cirripedia ada yang bersifat
parasit Cara hidup Cirripedia
beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar
kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
2)
Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut
(abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
a). Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:
Ø Onicus
asellus (kutu perahu)
Ø Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu.
Keduanya adalah pengerek kayu.
b). Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
c) Decapoda
(si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:
Ø
Udang
- Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
- Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan payau.
- Cambarus virilis (udang air tawar)
- Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
- Palaemon carcinus (udang sotong)
Ø
Ketam
- Portunus sexdentatus (kepiting)
- Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
- Parathelpusa maculata (yuyu)
- Scylla serrata (kepiting)
- Birgus latro (ketam kenari)
d. Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
Ø
Sebagai
bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
Ø
Dalam
bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan,
misal anggota Branchiopoda,
Ostracoda dan Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
Ø
Merusak
galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
Ø
Parasit
pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
Ø
Merusak
pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
2. Arachnida
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat.
a. Ciri-ciri Arachnida
Ø
Tubuh
terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas,
kecuali Acarina.
Ø
Pada
bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata
tunggal, mulut, kelisera
dan pedipalpus.
Ø
Mempunyai
4 pasang kaki pada kepala-dada.
Ø
Alat
ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
Ø
Alat
pernafasan berupa trakea,
paru-paru buku atau insang buku.
Ø
Alat
kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior
abdomen, pembuahan internal (di dalam).
Ø
Sistem
saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan
pasangan-pasangan ganglia.
Ø
Alat
mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta
memiliki kelenjar racun.
Ø
Habitat
(tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.
b. Klasifikasi Arachnida
a. Scorpionida
Contohnya:
Ø Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp,
Centrurus sp)
Ø Ketonggeng (Buthus)
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b. Arachnoida
Contohnya adalah
segala macam laba-laba, antara lain :
Ø Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana,
Afrika Selatan)
Ø Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia
Tenggara)
Ø Laba-laba penjerat (di Malaysia)
Ø Laba-laba pemburu (di Meksiko)
Ø Laba-laba srigala
Ø Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles recluse
Ø Tarantula (Rhechostica hentz)
Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.
c. Aracina
contohnya:
Ø Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
Ø Caplak unggas (Dermanyssus)
Ø Caplak sapi (Boophilus annulatus)
Ø Tungau (Dermacentor sp.)
Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah
tubuh tidak berbuku- buku, umumnya parasit pada burung dan mamalia termasuk
manusia.
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi
serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini
juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
Ø Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
Ø Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci,
kuda.
Ø Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan
kucing.
3.
Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
a. Ciri-ciri
Myriapoda
Ø
Tubuh
bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
Ø
Pada
setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
Ø
Pada
kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat
mulut.
Ø
Susunan
saraf tangga tali.
Ø
Sistem
pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas
tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
Ø
Sistem
peredaran darah terbuka.
Ø
Alat
kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
Ø
Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam
tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
b. Klasifikasi
1. Kelas Chilopoda
Contoh:
Ø kelabang
(Lithobius forticatus) dan
Ø
Scolopendra morsitans.
Ciri-ciri Chilopoda
Ø
Tubuh
agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas).
Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala
dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang
“taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala
terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata
tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca,
cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Ø
Alat
pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Ø
Respirasi
(pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka
hampir pada setiap ruas.
Ø
Habitat (tempat hidup) di bawah
batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut
Sentipede.
2. Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-ciri Diplopoda
Ø
Tubuh
berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan
badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai
“taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami
modifikasi sebagai organ kopulasi.
Ø
Pada
kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal.
Ø
Hidup di
tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
Ø
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Ø
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
4. Insecta
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
a. Ciri-ciri
Insecta
Ø Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara
kepala, dada dan perut.
Ø Kepala dengan:
·
Satu
pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena
sebagai alat peraba.
·
Alat
mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Ø Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang
(mandibula),
rahang depan (maksila),
dan bibir atas (labrum)
serta bibir bawah (labium)
Ø Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax
dan metathorax.
Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Ø Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan
fungsinya yakni:
·
kaki untuk
menggali (anjing tanah)
·
kaki
untuk meloncat (belalang)
·
kaki untuk
berenang (kumbang air)
·
kaki
untuk pengumpul serbuk sari
·
kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
·
kaki untuk memegang (belalang sembah)
Ø Pada setiap mesotoraks (mesothorax)
dan metatoraks (metathorax)
terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
Ø Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas
atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor
yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat
pendengaran atau membran tympanum.
Ø Alat pencernaan terdiri atas: mulut,
kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.
Ø Sistem saraf tangga tali.
Ø Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.
Ø Sistem peredaran darah terbuka.
Ø Alat kelamin terpisah (jantan dan betina),
pembuahan internal.
Ø Tempat hidup di air tawar dan darat.
Ø Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk
(metamorfosis) dari telur sampai dewasa.
Struktur dalam belalang
b. Klasifikasi
Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.
1. Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
Ø Telur
Ø Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai
sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami
pergantian kulit.
Ø Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai
telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya.
Daur hidup belalang
a. Ordo Archyptera
atau Isoptera
Ciri-ciri ordo Archyptera:
Ø Metamorfosis tidak sempurna.
Ø Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama
bentuknya. Kedua sayap tipis seperti jaringan.
Ø Tipe mulut menggigit.
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)
Keterangan:
Pada rayap terjadi polimorfisme,
artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan tugas yang
berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni ini terjadi pembagian tugas kerja,
yaitu:
Ø
Ratu,
yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah
bertelur.
Ø
Raja,
yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan
Ø
Serdadu,
rayap yang bertugas mempertahankan sarang dan koloni dari gangguan hewan lain.
Ø
Pekerja,
rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga sarang dari
kerusakan. Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu bersifat steril.
Perkembangan telur rayap sampai dewasa
b. Ordo Orthoptera
(serangga bersayap lurus)
Ciri-ciri ordo Orthoptera:
Ø Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih
tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap
digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar.
Ø Hewan jantan mengerik dengan menggunakan
tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir
saingannya.
Ø Hewan betinanya mempunyai ovipositor
pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.
Ø Tipe mulutnya menggigit.
Contoh:
Ø Belalang (Dissostura sp)
Ø Belalang ranting (Bactrocoderma
aculiferum)
Ø Belalang sembah (Stagmomantis sp)
Ø Kecoak (Blatta orientalis)
Ø Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
Ø Jangkrik (Gryllus sp)
c. Ordo Odonata
Ciri-ciri Ordo Odonata:
Ø Mempunyai dua pasang sayap
Ø Tipe mulut mengunyah
Ø Metamorfosis tidak sempurna
Ø Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
Ø Antenanya pendek
Ø Larva hidup di air
Ø Bersifat karnivora
Contohnya :
Ø Capung (Aeshna sp)
Ø Capung besar (Epiophlebia)
d. Ordo Hemiptera
(bersayap setengah)
Ciri-ciri Hemiptera :
Ø Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal
dan sepasang lagi seperti selaput.
Ø Tipe mulut menusuk dan mengisap
Ø Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya :
Ø Walang sangit (Leptocorixa acuta)
Ø Kumbang coklat (Podops vermiculata)
Ø Kutu busuk (Eimex lectularius)
Ø Kepinding air (Lethoverus sp)
e. Ordo Homoptera
(bersayap sama)
Ciri-ciri Homoptera :
Ø Tipe mulut mengisap
Ø Mempunyai dua pasang sayap
Ø Sayap depan dan belakang sama, bentuk
transparan.
Ø Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya :
Ø Tonggeret (Dundubia manifera)
Ø Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
Ø Wereng coklat (Nilapervata lugens)
Ø Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
Ø Kutu daun (Aphid sp)
2. Kelompok Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
a. Ordo
Neuroptera (serangga bersayap jala)
Ciri serangga ini
adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya
berbentuk seperti jala.
Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago)
b. Ordo Lepidoptera (bersayap
sisik)
Ciri-ciri ordo Lepidoptera:
Ø Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
Ø Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus
hidup: telur – larva – kepompong (pupa) – imago
Ø Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
·
Pupa
mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
·
Pupa
kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.
Ø Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap
berupa belalai yang dapat dijulurkan.
Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:
Ø Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
Contohnya:
·
Hama
kelapa (Hidari irava)
·
Hama
daun pisang (Erlonata thrax)
·
Kupu-kupu
pastur (Papiliomemnon)
·
Kupu
sirama-rama (Attacus atlas)
Ø Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)
Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot.
Contohnya:
·
Ulat
tanah (Agrotis ipsilon)
·
Ulat
jengkol (Plusia signata)
·
Kupu
ulat sutra (Bombyx mori)
c. Ordo Diptera
(serangga bersayap dua buah/sepasang)
Ciri-ciri ordo Diptera:
Ø Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu
pasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
Ø Mengalami metamorfosis sempurna.
Ø Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau
menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.
Contohnya:
Ø Lalat (Musca domestica)
Ø Nyamuk biasa (Culex natigans)
Ø Nyamuk Anopheles
Ø Aedes (inang virus demam berdarah)
d. d. Ordo
Coleoptera (bersayap perisai)
Ciri-ciri ordo Coleoptera:
Ø Mempunyai dua pasang sayap.
Ø Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat
tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput.
Ø Mengalami metamorfosis sempurna.
Ø Tipe mulut menggigit.
Contoh:
Ø Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros)
menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
Ø Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)
Ø Kumbang beras (Calandra oryzae)
e. e. Ordo
Siphonoptera (bangsa pinjal)
Ciri-ciri ordo Siphonoptera
:
Ø Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat
dan berguna untuk meloncat
Ø Mempunyai mata tunggal.
Ø Tipe mulut mengisap.
Ø Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara
kepala – dada dan perut tidak jelas)
Ø Metamorfosis sempurna
Contoh:
Ø Pinjal manusia (Pubex irritans)
Ø Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)
Ø Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)
Ø Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis),
pinjal pada tikus dapat menularkan kuman pes / sampar.
f. f.
f. Ordo Hymenoptera
(bersayap selaput)
Ciri-ciri ordo Hymenoptera:
Ø Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti
selaput.
Ø Tipe mulut menggigit.
Contoh:
Ø Lebah madu (Apis mellifera)
Ø Kumbang pengisap madu (Xylocopa)
biasanya melubangi kayu pada bangunan rumah
c. Peranan
Insecta dalam Kehidupan Manusia
1.
Insecta yang menguntungkan
Ø Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat
membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
Ø .Insecta dibudidayakan karena dapat
menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
Ø Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera
membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
Ø Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva
lebah (tempayak) yang dapat diperoleh secara musiman.
Ø Merupakan mata rantai makanan yang amat
penting bagi kehidupan.
2.
Beberapa insecta yang
merugikan antara lain
Ø Menularkan beberapa macam bibit penyakit
seperti tikus, kolera dan disentri oleh lalat dan kecoak.
Ø Merusak tanaman budidaya manusia, misal:
belalang, kumbang kelapa, ulat
Ø Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens
(wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang
mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
Ø Parasit pada manusia (mengisap darah), misal:
nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
Ø Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai)
oleh berbagai Coleoptera,
misal: kumbang beras.
Ø Serangga banyak yang hidup parasit pada
ternak maupun ikan.
Ø Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang
kayu dan rayap.
ECHINODERMATA
Mengapa jenis hewan ini disebut Echinodermata?
Echinodermata
berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya kulit. Jadi Echinodermata
dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit
hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur
dengan duri-duri kecil.
Hewan
ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m.
Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Anda jangan khawatir hewan ini
tidak ada yang parasit. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal
manusia. Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.
Keistimewaan Echinodermata
adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu
hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral.
Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya
yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya
berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi
radial simetri.
A. Sistem
Tubuh Echinodermata
1.Sistem
Ambulakral
Untuk
memudahkan dalam mempelajari sistem ambulakral pada hewan Echinodermata,
Anda perhatikan gambar bintang laut (Asterias forbesi) berikut!..
Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek.
Kemudian apa yang disebut sistem ambulakral? Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.
Sistem saluran air ini terdiri atas:
a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
b. Saluran batu
c. Saluran cincin
d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
e. Saluran lateral
f. Ampula
g. Kaki tabung
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula.
Pernahkan Anda membuka kerang yang masih hidup? Jika Anda pernah
melakukannya, hal ini jelas tidak mudah, keras. Tetapi bagi hewan ini seperti
jenis binatang laut, membuka mangsa kerang merupakan pekerjaan sehari-hari.
Caranya ternyata menggunakan sistem ambulakral tadi. Tubuhnya menindih dari
atas, kemudian tubuh kerang yang rapat dan keras itu dikelilingi oleh kaki
ambulakral. Dengan ketangkasan dan kekuatannya ini cangkang kerang yang keras
itu bisa dibuka dan akhirnya ia bisa memakan dagingnya.
Sampai di sini bagaimana? Untuk menyegarkan tubuh, silahkan Anda menggerakan tubuh sejenak atau minum air dulu. Jika sudah segar kembali, mari kita lanjutkan!
Sampai di sini bagaimana? Untuk menyegarkan tubuh, silahkan Anda menggerakan tubuh sejenak atau minum air dulu. Jika sudah segar kembali, mari kita lanjutkan!
2. Sistem
Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga
ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam
air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan
blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang
menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri.
Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria,
lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk
tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
3. Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian
diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan
terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada
sebagian Echinodermata
tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing
cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua,
tetapi ujungnya buntu.
4. Sistem
Pernafasan dan Ekskresi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae
(Papulae)
yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas
dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam
sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke
dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
5. Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem
peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
6. Sistem
Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan
tali saraf pada bagian lengan-lengannya.
C. Peran Echinodermata
Hewan Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk. Juga telur bulu babi sangat enak untuk dimakan. Jika Anda ingin mencobanya, silahkan! Jenis hewan ini juga sering dijadikan sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah.
Di samping itu Echinodermata juga bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara. Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
VERTEBRATE
Vertebrata
adalah subfilum
dari Chordata, mencakup
semua hewan yang memiliki tulang belakang.
Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra. Vertebrata adalah subfilum
terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, "lintah
laut", atau hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui.
Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai. Vertebrata memiliki sistem otot yang
banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat
yang biasanya terletak di dalam tulang belakang. Sistem respirasi menggunakan
insang atau paru-paru.
Menurut Parker dan Haswell 1978, Filum
Chordata diklasifikasikan menjadi empat Sub-Filum :
1. Hemichordata (setengah Chordata)
Organisme yang termasuk Hemichordata hidup didasar laut yang berpasir
atau berlumpur, contoh : Blussobalanus (cacing Acorn)
2. Urochordata (Tunicata)
Organismenya memiliki benang saraf pada ekor dan menmiliki mantel,
contoh Tunicata (Molgelata)
3. Cephalochordata
Organismenya memiliki Chord (tali saraf pada kepala) hidup di air dan
ujung akhir tubuh meruncing, contoh Amphioxus (Lanclet)
4. Vertebrata (Craniata)
Cirinya ada tengkorak yang melindungi otak. Organismenya dibagi menjadi
:
a. Pisces
Tubuhnya ditutupi sisik, memiliki sirip, suhu
tubuhnya berubah sesu\ai lingkungan (poikilotermis), habitatnya di perairan
tawar, laut, dan payau. Hewan ini bernafas menggunakan insang. Memiliki gurat
sisi yang fungsinya untuk mengetahui arus air. Reproduksi dsecara seksual
pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh (eksternal). Kelas Pisces
dibagi menjadi tiga ordo yaitu :
1. Agnatha
Bertubuh bulat panjang (silindris)
bagian ekor pipih, habitatnya di perairan darat dan laut. Memiliki mata besar
yang terdapat disamping, dibelakan mata terdapat celah insang yang membulat.
Merupakan kelompok ikan yang belum memiliki rahang, mulut pengisap.
Ostracoderma merupakan agnatha yang telah punah, sedangkan yang masih ada
Lamprey (Tetromizone marinus) yang
hidup di air berkadar garam maupun tawar, tidak bersisik, sirip tak
berpasangan, dan kerangkanya dari tulan rawan.
2.
Condichthyes
Kerangka tubuh tersusun atas
kartilago (tulang rawan), lebih dikenal ikan bertulang rawan (Condichtyes),
sisiknya plakoid, hidup diperairan laut sebagai predator. Pencernaan makanan
terdiri atas mulut (terdapat gigi yang sebenarnya sisik plakoid), usus, dan
anus. Memiliki rahang atas dan bawah. Tidak memiliki tutup insang, ada 5-7
pasang celah insang. Pada jantan memiliki alat kopulasi yang disebut klasper.
Alat ini akan dimasukkan dalam oviduct melalui kloaka hewan betina, sehingga terjadi
pembuahan internal. Contohnya ikan Hiu berkepala bison ( Heterodontus sp. ), Hiu Martil ( Spirna tudes ), Ikan Pari ( Dasyatys
sabina ), Hiu kepala Anjing ( Squalus
acanthyas ).
3.
Osteichthyes
Kerangka tubuh
tersusun atas tulang keras (osteon), sisik tipe ganoid dan sikloid, namun ada
beberapa yang tak bersisik. Tubuh bentuk torpedo atau gelondong. Hal ini memudahkan untuk
bergerak dalam air. Mulut terdapat pada ujung muka moncong. Memiliki lubang
hidung di moncong atas, mata terletak di lateral tanpa kelopak. Ekor bertipe
homocercal, artinya ekor yang memiliki bagian yang sama (simetris).
Memiliki
insang yang tertutup operculum. Beberapa jenis Osteichthyes memiliki insang
yang berbentuk paru-paru, misalnya Diphnoi.
Contoh : Ikan paru-paru Australia (Neoceradotus
sp.), kuda laut (Hippocampus kuda),
lele (Clarias batrachus), ikan mas (Cyprinus carpio), dan ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus).
b.
Amphibia
Merupakan kelompok hewan dengan
fase hidup yang berlangsung diair dan didarat. Amphibia merupakan kelompok
hewan vertebrata pertama yang keluar dari air. Amphibia memiliki kulit yang
selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisik. Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk
berenang atau berjalan, berjari 4-5 atau lebh sedikit, tidak bersirip. Mata
memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang
menutupi mata saat berada dalam air (membrane niktitans).
Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih
kecil bernafas dengan insang dan pada saat dewasa bernafas dengan paru-paru dan
kulit. Suhu tubuh dapat berubah-ubah sesuai lingkungannya (poikilotermis).
Berlangsung denganpembuahan
eksternal. Tubuh memiliki system urogenital, artinya saluran kelamin dan
ekskresi menjadi satu dalam kloaka.
Amphibia dibagi menjadi tiga ordo
yaitu Stegoephalia, Caudata, dan Anura
- Stegoephalia
Memiliki
tulang tengkuorak dan tulang pipi. Kebanyakan sudah punah. Contohnya yang masih
hidup adalah Ichtyopsis (bentuknya
seperti cacing tanpa kaki)
- Caudata
Tubuhnya dapat
dibedakan atas kepala, leher, badan, dan ekor. Contoh: Cryptobranchus (salamander yang hidup di sungai), Hynobius (salamander yang hidup di
Asia), dan Megalobatrachus maximus
(salamander yang biasa dimakan di Jepang).
- Anura
Tubuh terdiri
atas kepala, dan badan yang menyatu, sering tak berleher, tak berekor. Anggota
gerak kaki belakang lebih besar disbanding kaki depan. Contoh: Rana sp. (katak), katak pohon (Polypedates leucomystax), kintel (Microhyla), dan katak besar (Bufo marinus).
c.
Reptilia
Merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering
di tanah. Kulitnya mengalami penandukan (kornfikasi) untuk mencegah hilangnya
cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dua pasang anggota gerak yang dilengkapi lima
jari. Berkembangbiak dengan bertelur. Reptilia memiliki kloaka yang
transversal. Reptilia juga memiliki gigi untuk mempertahankan diri serta
mengunyah.
Pernafasan
Reptilia selalu dengan paru-paru. Pada Chelonia bernafas juga dengan kloaka.
System peredaran darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik
dengan sekat tak sempurna (for amen panizzae). Contoh: Crocodilia sehingga
pemisahan darah tak sempurna.
Tubuh bulat
pipih dan umumnya relative besar terbungkus perisai. Bagian atas yang cembung
disebut karapaks, sedangkan bagian bawah yang datar disebut plastron. Tidak
memiliki gigi, tetapi rahang berkulit tanduk. Kloaka dapat berfungsi membantu
pernafasan dalam air. Contoh: Chelonia
mydas (penyu hijau), Chelonia
imbricate (Penyu besar)
- Rhynchocephalia
Tubuh
menyerupai kadal, bagian punggung berduri pendek. Contohnya, Sphenodon punctatum (tuatara) hidup di
Australia.
- Squamata
Tubuh
terbungkus kulit yang menanduk, memiliki hemipenis ganda. Muara anus
transversal. Contoh: Mabouya
multifasciata (kadal), Chameleon
chameleon (bunglon), Varamus
komodoensis (komodo), Lampropeltis
bovlii (ular belang), Nayatripudont (ular
cobra), Python molurus (ular sawah).
- Crocodilia
Tubuh panjang,
kepala besar dan runcing, rahang kuat, dan memiliki gigi tumpul, kaki pendek
dengan jari berselaput tebal (web), ekor panjang, dan kulit tebal menanduk.
d.
Aves
Tubuh
terbungkus bulu, memiliki 2 pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap,
dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari empat buah, cakar terbungkus
kulit yang menanduk dan bersisik. Mulut terdapat paruh, atau sudu yang
terbungkus zat tanduk. Respirasi dengan paru-paru, dan berhubungan dengan
kantong udara (saccuspneumaticus).
Suhu tubuh tak dipengaruhi lingkungan, homoiotermis. Hewan ini tak memiliki
kantong kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan oviduct kiri.
Fertilisasi internal. Aves diklasifikasikan menjadi:
- Archaeornithes
Burung
dikelompok ini masih memiliki sifat reptilia yaitu, mulut terdapat gigi, sayap
terdapat kait kuku panjang, kaki belakang bersisik, dan ekor tampak panjang.
Semua kelompok ini sudah punah. Contoh: Archaopteryx lithografis.
- Struthioniformes
Kelompok ini
tak terbang, memiliki kaki dengan dua jari. Contoh: Struthio camelus yang hidup di Afrika dan jazirah Arab.
- Galliformes
Kakinya untuk
berlari dan mengais tanah, berparuh pendek. Contoh: Gallus galus bantifa (ayam hutan), Megacephalon maleo (maleo, Sulut), dan Meleagris gallopavo (ayam turki, Amerika Utara).
- Columbiformes
Hewan paruh
pendek dan langsing pada pangkalnya. Contoh: Geopelia striata (perkutut).
- Passeriformes
Ordo ini dapat
berkicau dengan indah. Jarinya ada empat. Tiga jari kemuka, satu kebelakang,
untuk bertengger. Contoh: Leucopsar
rothschildi (jalak)
- Anserformes
Hewan ini
berparuh lebar, dari bahan tanduk, tetapi keras ujungnya. Kaki berjari 3,
dilengkapi selaput berenang (web), ekor pendek berbulu. Contoh: Cygnus sp. (angsa), Dendrocygna javanica (belibis).
e.
Mammalia
Memiliki
kwelenjarsusu untuk menyusuianaknya, serta mengasuh. Kelompok hewan yang
tertinggi tingkatnya. Tubuhnya ditutupi rambut, kulit berkelenjar (sebasea/kelenjar
minyak, sudorifera/ kelenjar keringat, bau, dan susu/ glandula mamae). Memiliki
empat anggota gerak. Jantung memiliki nempat ruang yang sempurna, yaiotu 2
atrium dan 2 ventrikel. Bernafas dengan paru-paru.sistem ekskresi dengan
ginjal, kulit, dan paru-paru. Jantan memiliki alat kopulasi berupa penis
sedangkan betina berupa vagina. Betina memiliki plasenta. Pembuahan internal,
embrio berkembang di tubuh induk dan akan disusui
- Monotremata
Sering disebut
mammalian petelur, karena bertelur. Setelah menetas anaknya disusui, hewan ini
tak berdaun telinga. Contoh: Platypus ( Orni thorhyncusanatinus) hidup di Australia
.
- Marsupialia
Hewan betina
memiliki marsupium (kantong diperut), uterus dan vaginanya ganda. Biasanya tak
berplasenta. Contoh: Marcopus kangaroo
(Kanguru Australia), Thylogale bruijni
(kanguru irian).
- Chiroptera
Merupakan
mammalian terbang. Kaki depan kecil dengan 2-5 jari, panjang dan disokong kulit
yang menghubungkan dengan kaki belakang. Contoh: Pteropus sp. (Kelelawar pemakan buah)
- Primata
Memiliki
anggota badan panjang, masing-masing lima jari, berkuku pipih/cekung. Biasanya
hidup Arboreal (di pohon). Contoh: Nasalis larvatus (bekantan Kalimantan)
- Cetacea
Tubuh
berukuran besar berbentuk sekoci, kepala panjang. Memiliki beberapa sirip
punggung berdaging. Ekor panjang dan lebar. Permukaan tubuh licin tanpa bulu,
tak berkelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar susu. Contoh: Delphinus delphis (lumba-lumba), Beradius bairdii (paus berparuh
raksaksa).
- Karnivora
Anggta tubuh
dapat bergerak cepat, kaki berjari lima dilengkapi kuku. Memiliki taring tajam.
Termasuk predator. Contoh: Canis lupus (Srigala), Helarctos malayanus (beruang madu dio
Sumatera dan Kalimantan), dan Felis leo
(macan Afrika).
- Artiodactyla
Hewan bejari
kaki 2-4, dibungkus teracak zat tanduk, pada kepala terdapat tanduk/cula kecil,
gigi tereduksi, lambung 4 buah. Contoh: Sus
scrofa (babi liar Eropa).
DAFTAR PUSTAKA
Riandari, Henny. 2009. Theory
and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai
www. google.com
Subscribe to:
Posts (Atom)