Total Pageviews

Sunday, February 26, 2012

Animalia


Berikut merupakan materi biologi yang sempat saya kumpulkan ketika saya masih kelas X SMA, jujur saat itu saya hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan tugas berupa makalah mengenai Animalia. Silahkan jika Anda ingin melihat hasil kerja yang mungkin masih belum lengkap ini. Trimz, :D (ScientistEdan)
 
INVERTEBRATE

1. PORIFERA

A. Ciri-ciri Porifera

Kata Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.

Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.

Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas sel-sel berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan

Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.

Makanan Porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.

Porifera berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera. Sedangkan pembiakan secara seksual berlangsung dengan persatuan antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui oskulum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan menempel kemudian tumbuh menjadi Porifera baru.   

B.  Bentuk tubuh porifera

Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon. 

1. Ascon type
Tipe Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon misalnya Leucoslenia.

2.  Sycon type
Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit  spongocoel keluar melalui oskulum, misalnya Scypha.
3. Rhagon (Leucon) type
Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat. Air masuk melalui pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum. misalnya Euspongia dan Spongida.
                                  Beberapa sistem saluran pada Porifera




C. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

1. Kelas Calcarea

Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.

2. Kelas Hexatinellida

Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.

3. Kelas Demospongia

Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.

 
D. Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
E.  Manfaat Porifera
Secara ekonomis, Porifera tidak mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

2. COELENTERATA
Seperti hewan Porfera, maka Coelentarata pun umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang hidup di air tawar. Arti dari Coelentarata adalah koilos yakni rongga dan anteron berarti usus. Jadi Coelentarata dapat diarikan hewan yang memiliki rongga usus.
Pernahkah Anda menemukan hewan Coelentarata? Bila Anda berjalan-jalan di pantai, berperahu di laut, atau mengunjungi taman laut, Anda akan melihat atau menemukan hewan berbentuk karang, menyerupai bunga mawar, dan ada hewan yang melayang-layang di laut sebagai parasut seukuran mangkung/piring. Itu semua adalah hewan yang termasuk Coelentarata.
Coelentarata merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf
Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat penyengat.





A.   Bentuk tubuh Coelenterata

Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.

  1. Polip

Polip adalah bentuk kehidupan Coelentarata yang menempel pada tempat  hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya yang berbeda fungsinya yakni ada polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.

  1. Medusa

Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.

Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.



B. Klasifikasi Coelenterata

Filum Coelentarata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
a.       Kelas Hydrozoa

Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedang kan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.

Ø  Hydra

Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.

Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

Ø  Obelia

Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :

a. Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan.
b. Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.

Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi medusa dewasa.

Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur / ovum dan sperma. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi hewan Obelia. Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.

b. Kelas Scypozoa (Skyphos = cawan; zoon = binatang)

Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.
Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Daur hidup Aurellia dapat diamati di bawah ini.
c. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.
Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Bila dibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan polip pada Hydrozoa.

1.Mawar Laut (Anemon Laut)

Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.

2.Koral (Karang)


Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol.

C. Peranan Coelentarata

Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.

3.  PLATYHELMINTES (CACING PIPIH)

A. Ciri-ciri Platyhelminthes
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis bersilia. Cacing pipih ini merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai rongga tubuh (acoelomata). Hidup biasanya di air tawar, air laut dan tanah lembab. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing parasit ini mempunyai lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini mempunyai alat pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus. Contoh Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan. Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.  

Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell).  

Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh.

 Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis. Perhatikan gambar sistem reproduksi Planaria.

B. Klasifikasi Platyhelminthes

1. Kelas Turbellaria
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar) seperti pada gambar berikut.

2. Kelas Trematoda
Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris bilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum (cacingdarah).

a.       Daur hidup Fasciola hepatica :
Ø  Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).

Ø  Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu).

Ø  Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara partenogenesis.

Ø  Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.

Ø  Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.

Ø  Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan rumah yaitu:                            
Ø  Inang perantara yaitu siput air                                                                                  
Ø  Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba.                                                                                                                               
  1. Daur hidup Chlonorchis sinensis

Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang usus lateral yang tidak beranting.

c.       Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)

Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.
Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
Ø  Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
Ø  Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.


3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)


Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.
Contoh Cestoda yaitu:

a) Taenia saginata (dalam usus manusia)
b) Taenia solium (dalam usus manusia)
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)


a. Taenia saginata

Cacing ini parasit dalam usus halus manusia. Perbedaannya dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang perantaranya. Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan kait pada skoleksnya dan inang perantaranya adalah babi.

Daur hidup Taenia saginata

Ø  Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses.
Ø  Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing).
Ø  Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Ø  Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas.

b. Taenia solium

Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus sellulose.

c. Coanotaenia infudibulum

Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.


C. Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia

Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain: 
Ø  memutuskan daur hidupnya,
Ø  menghindari infeksi dari larva cacing,
Ø  tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat),dan 
Ø   tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).


4. NEMATHELMINTHES
A. Ciri-ciri Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari kata Nemathos = benang; Helminthes = cacing. Jadi pengertian Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilig.


Hewan yang tergolong Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri:
Ø  Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang dan tidak bersegmen, mempunyai selom semu (pseudoselomata), tripoblastik. Permukaan tubuh dilapisi kutikula sehingga tampak mengkilat.
Ø  Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait.                                                                                                                  
Ø  Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara difusi.                                                          
Ø  Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi cacing ini mempunyai cairan yang fungsinya menyerupai darah.
Ø  Sistem reproduksi :
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 24). Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.


Ø  Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran pencernaan Vertebrata.

B. Contoh Hewan Nemathelminthes

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
2. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
3. Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
4. Filaria bancrofti atau Wucheria bancrofti (penyebab kaki gajah)

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang/cacing perut)  
Siklus hidup


Ø  Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.
Ø  Telur yang mengandung embrio keluar bersama feses.
Ø  Telur dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi dan menetas di usus. Kemudian larva menembus dinding usus, masuk dalam peredaran darah menuju paru-paru. Dari paru-paru, larva keluar dan sampai ke faring. Bila tertelan akan masuk ke usus halus dan berkembang biak sampai dewasa di sana. Infeksi cacing ini dengan cara pasif. Cacing ini akan menghisap makanan di usus manusia. 

2. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing tambang ada dua macam yaitu:
Ø  Ancylostoma duodenale (terdapat di daerah tropika Asia dan Afrika)
Ø  Necator americanus (terdapat di daerah tropika Amerika)
Ciri dan sifat cacing tambang:
Cacing ini parasit dalam usus manusia. Tubuh berukuran + 1 – 1,5 cm dengan mulut yang mempunyai kait berupa gigi dari kitin yang dapat melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini menghisap darah inang, sehingga inang akan mengalami anemia (kekurangan darah). Penyakit karena cacing tambang ini dikenal dengan Ankylostomiasis.
Daur hidup cacing tambang:
Ø  Telur keluar bersama feses dari dalam usus manusia.
Ø  Di tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform.
Ø  Kemudian larva ini berubah menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Peristiwa ini disebut infeksi aktif. Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah kembali.
Ø  Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista (larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan.

3. Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing kremi pada manusia. Cacing ini hidup dalam usus besar manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm, sedangkan cacing jantan 3-5 mm. Cacing betina akan bertelur di malam hari dan akan menyebabkan rasa gatal. Apabila digaruk, telur akan menempel pada kuku. Telur tertelan melalui makanan dan akan menyebabkan auto infeksi.


5. ANNELIDA
Annelida berasal dari kata Annulus = cincin kecil. Artinya tubuh menyerupai cincin kecil atau ruas. Baiklah, silahkan Anda pelajari dulu ciri-ciri umum Annelida.

A. Ciri-ciri Umum Annelida
Ø  Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
Ø   Alat eksresi disebut nephridium. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
Ø   Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
Ø  Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
Ø  Sistem peredaran darah tertutup.
Ø  Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
Ø  Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).

B. Klasifikasi
a. Polychaeta (cacing berambut banyak) 
Ciri-ciri:

Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah :


1) Eunice viridis (cacing wawo)
2) Lysidice oele (cacing palolo)
3) Nereis virens (kelabang laut)


b. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
Ciri-ciri:
Ø  Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat.
Ø  Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas

Contoh:
1) Pheretima posthurna (cacing tanah – Asia)
2) Lumbricus terrestris (cacing tanah – Eropa dan Amerika)
3) Perichaeta (cacing hutan)
4) Tubifex (cacing air)

1) Lumbricus terrestris

Lumbricus terrestris dikenal dengan cacing tanah,dan ciri-cirinya sebagai berikut
Ø  Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 – 200 buah                                               
Ø  Alat eksresi berupa sepasang nefridia pada setiap segmen dan disebut metanefridia.  

Ø  Pada setiap segmen terdapat setae kecuali pada segmen pertama dan terakhir.
Ø  Hewan ini hermafrodit, tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi.                                                                                                                             
Ø  Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37 terdapat klitelum sebagai alat kopulasi.                                                       
Ø  Bernafas dengan menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab.                                                                                
Ø  Darah terdiri dari plasma darah, mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak berwarna.                                                                                                                                                                           
Ø  Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga tali.                                                                                                                        
Ø  Sistem pencernaan makanan sempurna, yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan anus.


c. Hirudinea 
Ciri-ciri Hirudinea:


Ø  Banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat.
Ø  Tubuh tidak memiliki parapodia atau setae dan memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior.
Ø  Pada hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina.                                                                                                                                              
Ø   Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus.
Ø  Anus terletak pada bagian dorsal.                                                                                                  
Ø   Peredaran darah tertutup dan pernafasan berlangsung melalui kulit.                                          
Ø  Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen.                   
Ø  Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah).


6. MOLLUSCA

Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.

Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.


A.Klasifikasi Mollusca

1.Kelas Gastropoda

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Gaster artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebablan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur tanpa teriris.

Coba Anda perhatikan gambar di atas. Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.

Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.
Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.

Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).


2. Kelas Chepalopoda
  
Sekarang kita lanjutkan pada kelas Cephalopoda. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok, kecuali Nautillus. Mengapa cumi-cumi (Loligo), sotong (Sepia) dan gurita (Octopus) disebut jenis Cephalopoda? Cephalopoda (cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.

Gurita memiliki 8 tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa dan menangkap makanan. Cumi-cumi, sotong dan gurita adalah contoh hewan kelas Cephalopoda. Sekarang perhatikan gambar 27. cumi-cumi!

Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.

Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.



3.Kelas Bivalvia atau Pelecypoda
 Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya.

Hewan ini memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.
Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

Ø  Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
Ø  Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
Ø  Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
                       
Jika Anda memperhatikan kerang yang masih hidup, kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar.

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

4. Amphineura

Hewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang.

Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper.

5. Scaphopoda

Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring.
Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah.

B. Peran Mollusca bagi manusia
 

Selain sebagai bahan makanan yang bergizi, cangkok hewan ini bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan, seperti kuwuk.
Sejak abad ke-17 mutiara merupakan barang perhiasan mewah yang diburu kaum jutawan dan harganya cukup mahal. Mutiara dihasilkan dari tiram mutiara seperti Pinctada margaritifera dan Pinctada mertensi dari kelas Pelecypoda (Bivalvia). Mutiara ini ada yang dihasilkan secara alami, dan adapula yang dibudidayakan. Saat ini banyak orang yang membudidayakan tiram untuk menghasilkan mutiara.

Di samping menguntungkan, ternyata ada beberapa jenis Mollusca yang merugikan. Misalnya keong mas adalah musuh para petani yang sering merusak tanaman padi. Begitu pula bekicot Achatina fulica merupakan hama tanaman yang sulit diberantas. dianggap sulit.

ARTHOPODA


A.   Ciri-ciri Arthropoda

Ø  Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Ø  Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
Ø  Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradaptasi untuk mengunyah dan mengisap.
Ø  Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
Ø  Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal   (punggung) rongga tubuh.
Ø  Sistem pernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
Ø  Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera.
Ø  Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat  peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea.
Ø  Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
Ø  Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).


B.   Klasifikasi Arthoproda

Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:

1.   Kelas Crustacea (golongan udang).
2.   Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3.   Kelas Myriapoda (golongan luwing).
4.   Kelas Insecta (serangga).

Perbedaan dari masing-masing kelas akan dijelaskan berikut ini. Perhatikan tabelnya!
CIRI
KELAS




1. Crustacea
2. Arachnida
3. Myriapoda
4. Insecta
Tubuh
a. Mempunyai rangka yang keras
b. Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut
Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut
a. Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso ventra)
b. Diplopoda : kepala dan badan silindris
Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut)
Kaki
1 pasang pada setiap segmen tubuh
4 pasang pada kepala - dada
1 pasang atau 2 pasang pada setiap ruas
3 pasang pada dada atau tidak ada
Sayap
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
2 pasang atau tidak ada
Antena
2 pasang
Tidak ada
a. Chilopoda : 1 pasang dan panjang
b. Diplopoda : 1 pasang dan pendek
1 pasang
Organ Pernafasan
Insang atau seluruh permukaan tubuh
Paru-paru buku
Trakea
Trakea
Tempat hidup
Air tawar, air laut
Di darat
Di darat
Di darat

1. Crustacea

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.

Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:

a. Struktur Tubuh

Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:

Ø  2 pasang antena
Ø  1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
Ø  1 pasang maksilla
Ø  1 pasang maksilliped
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.

b. Sistem Organ


Ø  Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
Ø  Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Ø  Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
Ø  Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
Ø  Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).

Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.


c. Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:

1) Entomostraca (udang tingkat rendah)

Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.
Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :
a). Branchiopoda

Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.

b). Ostracoda

Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. 

c). Copepoda

Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.

d). Cirripedia

Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain.Cirripedia ada yang bersifat parasit Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.

2) Malakostraca (udang tingkat tinggi)

Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

a). Isopoda

Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.

Contoh:

Ø  Onicus asellus (kutu perahu)
Ø   Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu.

b). Stomatopoda

Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.

c) Decapoda (si kaki sepuluh)

Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:

Ø  Udang

  • Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
  • Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan   payau.
  • Cambarus virilis (udang air tawar)
  • Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
  • Palaemon carcinus (udang sotong)

Ø  Ketam

  • Portunus sexdentatus (kepiting)
  • Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
  • Parathelpusa maculata (yuyu)
  •  Scylla serrata (kepiting)
  • Birgus latro (ketam kenari)
d.  Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia

Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:

Ø  Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
Ø   Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:

Ø  Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
Ø  Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
Ø  Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

2. Arachnida

Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat.

a. Ciri-ciri Arachnida

Ø  Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina.
Ø  Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
Ø  Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
Ø  Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
Ø  Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
Ø  Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).
Ø  Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia.
Ø  Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun.
Ø  Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.


b. Klasifikasi Arachnida

a. Scorpionida

 Contohnya:

Ø  Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp)
Ø  Ketonggeng (Buthus)
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.

b. Arachnoida

Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :

Ø  Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
Ø  Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
Ø  Laba-laba penjerat (di Malaysia)
Ø  Laba-laba pemburu (di Meksiko)
Ø  Laba-laba srigala
Ø  Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles recluse
Ø  Tarantula (Rhechostica hentz)

Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.

c. Aracina

contohnya:

Ø  Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
Ø  Caplak unggas (Dermanyssus)
Ø  Caplak sapi (Boophilus annulatus)
Ø  Tungau (Dermacentor sp.)

 Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku- buku, umumnya parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia.

Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
Ø  Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
Ø  Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
Ø  Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing. 
 
3. Myriapoda

Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.

a. Ciri-ciri Myriapoda

Ø  Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
Ø  Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
Ø  Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
Ø  Susunan saraf tangga tali.
Ø  Sistem pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
Ø  Sistem peredaran darah terbuka.
Ø  Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
Ø  Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.

b. Klasifikasi

1. Kelas Chilopoda

Contoh:
Ø  kelabang (Lithobius forticatus) dan
Ø  Scolopendra morsitans.

Ciri-ciri Chilopoda

Ø  Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Ø  Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Ø  Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Ø  Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.

2. Kelas Diplopoda

Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-ciri Diplopoda
Ø  Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
Ø  Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal.
Ø  Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang  telah membusuk.
Ø  Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Ø  Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

4. Insecta

Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

a. Ciri-ciri Insecta

Ø  Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
Ø  Kepala dengan:
·         Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
·         Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Ø  Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
Ø  Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.

Ø  Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
·         kaki untuk menggali (anjing tanah)
·         kaki untuk meloncat (belalang)
·         kaki untuk berenang (kumbang air)
·         kaki untuk pengumpul serbuk sari
·          kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
·          kaki untuk memegang (belalang sembah)
Ø  Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
Ø  Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
Ø  Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.
Ø  Sistem saraf tangga tali.
Ø  Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.
Ø  Sistem peredaran darah terbuka.
Ø  Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
Ø  Tempat hidup di air tawar dan darat.
Ø  Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.




Struktur dalam belalang

b. Klasifikasi

Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.

1. Hemimetabola

Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
Ø  Telur
Ø  Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.
Ø  Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.


Daur hidup belalang
Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
a. Ordo Archyptera atau Isoptera

Ciri-ciri ordo Archyptera:

Ø  Metamorfosis tidak sempurna.
Ø  Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua sayap tipis seperti jaringan. 
Ø  Tipe mulut menggigit.
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)

Keterangan:

Pada rayap terjadi polimorfisme, artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni ini terjadi pembagian tugas kerja, yaitu:

Ø  Ratu, yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah bertelur.
Ø  Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan
Ø  Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan sarang dan koloni dari gangguan hewan lain.
Ø  Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu bersifat steril.



Perkembangan telur rayap sampai dewasa

b. Ordo Orthoptera (serangga bersayap lurus)

Ciri-ciri ordo Orthoptera:

Ø  Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.
Ø  Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.
Ø  Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.
Ø  Tipe mulutnya menggigit.

Contoh:

Ø  Belalang (Dissostura sp)
Ø  Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum)
Ø  Belalang sembah (Stagmomantis sp)
Ø  Kecoak (Blatta orientalis)
Ø  Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
Ø  Jangkrik (Gryllus sp)

c. Ordo Odonata

Ciri-ciri Ordo Odonata:

Ø  Mempunyai dua pasang sayap
Ø  Tipe mulut mengunyah
Ø  Metamorfosis tidak sempurna
Ø  Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
Ø  Antenanya pendek
Ø  Larva hidup di air
Ø  Bersifat karnivora

Contohnya :
Ø  Capung (Aeshna sp)
Ø  Capung besar (Epiophlebia)


d. Ordo Hemiptera (bersayap setengah)

Ciri-ciri Hemiptera :

Ø  Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput.
Ø  Tipe mulut menusuk dan mengisap
Ø  Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya :
Ø  Walang sangit (Leptocorixa acuta)
Ø  Kumbang coklat (Podops vermiculata)
Ø  Kutu busuk (Eimex lectularius)
Ø  Kepinding air (Lethoverus sp)

e. Ordo Homoptera (bersayap sama)

Ciri-ciri Homoptera :

Ø  Tipe mulut mengisap
Ø  Mempunyai dua pasang sayap
Ø  Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
Ø  Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya :

Ø  Tonggeret (Dundubia manifera)
Ø  Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
Ø  Wereng coklat (Nilapervata lugens)
Ø  Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
Ø  Kutu daun (Aphid sp)

2. Kelompok Holometabola

Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
a. Ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)

Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.

Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago)


b. Ordo Lepidoptera (bersayap sisik)

Ciri-ciri ordo Lepidoptera:

Ø  Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
Ø  Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva – kepompong (pupa) – imago
Ø  Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
·         Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
·         Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.
Ø  Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.

Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:

Ø  Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)

Contohnya:
·         Hama kelapa (Hidari irava)
·         Hama daun pisang (Erlonata thrax)
·         Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)
·         Kupu sirama-rama (Attacus atlas)

Ø  Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)

Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot.

Contohnya:
·         Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
·         Ulat jengkol (Plusia signata)
·         Kupu ulat sutra (Bombyx mori)


c. Ordo Diptera (serangga bersayap dua buah/sepasang)

Ciri-ciri ordo Diptera:

Ø  Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
Ø  Mengalami metamorfosis sempurna. 
Ø  Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.

 Contohnya:
Ø  Lalat (Musca domestica)
Ø  Nyamuk biasa (Culex natigans)
Ø  Nyamuk Anopheles
Ø  Aedes (inang virus demam berdarah)


d. d.  Ordo Coleoptera (bersayap perisai)

Ciri-ciri ordo Coleoptera:

Ø  Mempunyai dua pasang sayap.
Ø  Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput.
Ø  Mengalami metamorfosis sempurna.
Ø  Tipe mulut menggigit.

Contoh:

Ø  Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
Ø  Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)
Ø   Kumbang beras (Calandra oryzae)


e. e.  Ordo Siphonoptera (bangsa pinjal)

Ciri-ciri ordo Siphonoptera :

Ø  Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat
Ø   Mempunyai mata tunggal.
Ø  Tipe mulut mengisap.
Ø  Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala – dada dan perut tidak jelas)
Ø  Metamorfosis sempurna

Contoh:

Ø  Pinjal manusia (Pubex irritans)
Ø  Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)
Ø  Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)
Ø  Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat menularkan kuman pes / sampar.

f. f.




f. Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)

Ciri-ciri ordo Hymenoptera:

Ø  Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.
Ø  Tipe mulut menggigit.

Contoh:

Ø  Lebah madu (Apis mellifera)
Ø  Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi kayu pada bangunan rumah

c. Peranan Insecta dalam Kehidupan Manusia


1. Insecta yang menguntungkan

Ø  Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
Ø  .Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
Ø  Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
Ø  Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva lebah (tempayak) yang dapat diperoleh secara musiman.
Ø   Merupakan mata rantai makanan yang amat penting bagi kehidupan.


2. Beberapa insecta yang merugikan antara lain

Ø  Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti tikus, kolera dan disentri oleh lalat dan kecoak.
Ø  Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat
Ø  Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
Ø  Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
Ø  Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras.
Ø  Serangga banyak yang hidup parasit pada ternak maupun ikan.
Ø  Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.

ECHINODERMATA
Mengapa jenis hewan ini disebut Echinodermata? Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya kulit. Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur dengan duri-duri kecil.
Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Anda jangan khawatir hewan ini tidak ada yang parasit. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.

Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri.

A.   Sistem Tubuh Echinodermata

     1.Sistem Ambulakral

 Untuk memudahkan dalam mempelajari sistem ambulakral pada hewan Echinodermata, Anda perhatikan gambar bintang laut (Asterias forbesi) berikut!..

Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek.

Kemudian apa yang disebut sistem ambulakral? Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.
Sistem saluran air ini terdiri atas:
a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
b. Saluran batu
c. Saluran cincin
d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
e. Saluran lateral
f. Ampula
g. Kaki tabung

Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula.

Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
Pernahkan Anda membuka kerang yang masih hidup? Jika Anda pernah melakukannya, hal ini jelas tidak mudah, keras. Tetapi bagi hewan ini seperti jenis binatang laut, membuka mangsa kerang merupakan pekerjaan sehari-hari. Caranya ternyata menggunakan sistem ambulakral tadi. Tubuhnya menindih dari atas, kemudian tubuh kerang yang rapat dan keras itu dikelilingi oleh kaki ambulakral. Dengan ketangkasan dan kekuatannya ini cangkang kerang yang keras itu bisa dibuka dan akhirnya ia bisa memakan dagingnya.

Sampai di sini bagaimana? Untuk menyegarkan tubuh, silahkan Anda menggerakan tubuh sejenak atau minum air dulu. Jika sudah segar kembali, mari kita lanjutkan!
    
2.  Sistem Reproduksi
            Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
    
3.  Sistem Pencernaan Makanan
     Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.
    
4.  Sistem Pernafasan dan Ekskresi
     Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
    
5.  Sistem Pencernaan Makanan
     Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
    
6.  Sistem Saraf
            Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya. 

C. Peran Echinodermata

Bagaimana jadinya jika di laut tidak ada hewan Echinodermata. Para ahli biologi membayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh dengan benda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakan jasa hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut/pantai.

Hewan Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk. Juga telur bulu babi sangat enak untuk dimakan. Jika Anda ingin mencobanya, silahkan! Jenis hewan ini juga sering dijadikan sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah.

Di samping itu Echinodermata juga bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara. Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.



VERTEBRATE

Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, "lintah laut", atau hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai. Vertebrata memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang. Sistem respirasi menggunakan insang atau paru-paru.

Menurut Parker dan Haswell 1978, Filum Chordata diklasifikasikan menjadi empat Sub-Filum :


1. Hemichordata (setengah Chordata)

Organisme yang termasuk Hemichordata hidup didasar laut yang berpasir atau berlumpur, contoh : Blussobalanus (cacing Acorn)

2. Urochordata (Tunicata)

Organismenya memiliki benang saraf pada ekor dan menmiliki mantel, contoh Tunicata (Molgelata)

3. Cephalochordata

Organismenya memiliki Chord (tali saraf pada kepala) hidup di air dan ujung akhir tubuh meruncing, contoh Amphioxus (Lanclet)

4. Vertebrata (Craniata)

Cirinya ada tengkorak yang melindungi otak. Organismenya dibagi menjadi :

a.  Pisces

Tubuhnya ditutupi sisik, memiliki sirip, suhu tubuhnya berubah sesu\ai lingkungan (poikilotermis), habitatnya di perairan tawar, laut, dan payau. Hewan ini bernafas menggunakan insang. Memiliki gurat sisi yang fungsinya untuk mengetahui arus air. Reproduksi dsecara seksual pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh (eksternal). Kelas Pisces dibagi menjadi tiga ordo yaitu :

1. Agnatha
           
            Bertubuh bulat panjang (silindris) bagian ekor pipih, habitatnya di perairan darat dan laut. Memiliki mata besar yang terdapat disamping, dibelakan mata terdapat celah insang yang membulat. Merupakan kelompok ikan yang belum memiliki rahang, mulut pengisap. Ostracoderma merupakan agnatha yang telah punah, sedangkan yang masih ada Lamprey (Tetromizone marinus) yang hidup di air berkadar garam maupun tawar, tidak bersisik, sirip tak berpasangan, dan kerangkanya dari tulan rawan.

            2. Condichthyes
           
            Kerangka tubuh tersusun atas kartilago (tulang rawan), lebih dikenal ikan bertulang rawan (Condichtyes), sisiknya plakoid, hidup diperairan laut sebagai predator. Pencernaan makanan terdiri atas mulut (terdapat gigi yang sebenarnya sisik plakoid), usus, dan anus. Memiliki rahang atas dan bawah. Tidak memiliki tutup insang, ada 5-7 pasang celah insang. Pada jantan memiliki alat kopulasi yang disebut klasper. Alat ini akan dimasukkan dalam oviduct melalui kloaka hewan betina, sehingga terjadi pembuahan internal. Contohnya ikan Hiu berkepala bison ( Heterodontus sp. ), Hiu Martil ( Spirna tudes ), Ikan Pari ( Dasyatys sabina ), Hiu kepala Anjing ( Squalus acanthyas ).

            3. Osteichthyes

Kerangka tubuh tersusun atas tulang keras (osteon), sisik tipe ganoid dan sikloid, namun ada beberapa yang tak bersisik. Tubuh bentuk torpedo  atau gelondong. Hal ini memudahkan untuk bergerak dalam air. Mulut terdapat pada ujung muka moncong. Memiliki lubang hidung di moncong atas, mata terletak di lateral tanpa kelopak. Ekor bertipe homocercal, artinya ekor yang memiliki bagian yang sama (simetris).

Memiliki insang yang tertutup operculum. Beberapa jenis Osteichthyes memiliki insang yang berbentuk paru-paru, misalnya Diphnoi. Contoh : Ikan paru-paru Australia (Neoceradotus sp.), kuda laut (Hippocampus kuda), lele (Clarias batrachus), ikan mas (Cyprinus carpio), dan ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus).

b.      Amphibia

Merupakan kelompok hewan dengan fase hidup yang berlangsung diair dan didarat. Amphibia merupakan kelompok hewan vertebrata pertama yang keluar dari air. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisik.  Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk berenang atau berjalan, berjari 4-5 atau lebh sedikit, tidak bersirip. Mata memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menutupi mata saat berada dalam air (membrane niktitans).

Pada mulut terdapat gigi dan  lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil bernafas dengan insang dan pada saat dewasa bernafas dengan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh dapat berubah-ubah sesuai lingkungannya (poikilotermis).

Berlangsung denganpembuahan eksternal. Tubuh memiliki system urogenital, artinya saluran kelamin dan ekskresi menjadi satu dalam kloaka.

Amphibia dibagi menjadi tiga ordo yaitu Stegoephalia, Caudata, dan Anura

  1. Stegoephalia

Memiliki tulang tengkuorak dan tulang pipi. Kebanyakan sudah punah. Contohnya yang masih hidup adalah Ichtyopsis (bentuknya seperti cacing tanpa kaki)

  1. Caudata

Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, leher, badan, dan ekor. Contoh: Cryptobranchus (salamander yang hidup di sungai), Hynobius (salamander yang hidup di Asia), dan Megalobatrachus maximus (salamander yang biasa dimakan di Jepang).

  1. Anura

Tubuh terdiri atas kepala, dan badan yang menyatu, sering tak berleher, tak berekor. Anggota gerak kaki belakang lebih besar disbanding kaki depan. Contoh: Rana sp. (katak), katak pohon (Polypedates leucomystax), kintel (Microhyla), dan katak besar (Bufo marinus).

c.       Reptilia

Merupakan vertebrata yang  mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di tanah. Kulitnya mengalami penandukan (kornfikasi) untuk mencegah hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dua pasang anggota gerak yang dilengkapi lima jari. Berkembangbiak dengan bertelur. Reptilia memiliki kloaka yang transversal. Reptilia juga memiliki gigi untuk mempertahankan diri serta mengunyah.

Pernafasan Reptilia selalu dengan paru-paru. Pada Chelonia bernafas juga dengan kloaka. System peredaran darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat tak sempurna (for amen panizzae). Contoh: Crocodilia sehingga pemisahan darah tak sempurna.

Tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar terbungkus perisai. Bagian atas yang cembung disebut karapaks, sedangkan bagian bawah yang datar disebut plastron. Tidak memiliki gigi, tetapi rahang berkulit tanduk. Kloaka dapat berfungsi membantu pernafasan dalam air. Contoh: Chelonia mydas (penyu hijau), Chelonia imbricate (Penyu besar)

  1. Rhynchocephalia

Tubuh menyerupai kadal, bagian punggung berduri pendek. Contohnya, Sphenodon punctatum (tuatara) hidup di Australia.

  1. Squamata

Tubuh terbungkus kulit yang menanduk, memiliki hemipenis ganda. Muara anus transversal. Contoh: Mabouya multifasciata (kadal), Chameleon chameleon (bunglon), Varamus komodoensis (komodo), Lampropeltis bovlii (ular belang), Nayatripudont (ular cobra), Python molurus (ular sawah).

  1. Crocodilia

Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat, dan memiliki gigi tumpul, kaki pendek dengan jari berselaput tebal (web), ekor panjang, dan kulit tebal menanduk.

d.      Aves

Tubuh terbungkus bulu, memiliki 2 pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap, dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari empat buah, cakar terbungkus kulit yang menanduk dan bersisik. Mulut terdapat paruh, atau sudu yang terbungkus zat tanduk. Respirasi dengan paru-paru, dan berhubungan dengan kantong udara (saccuspneumaticus). Suhu tubuh tak dipengaruhi lingkungan, homoiotermis. Hewan ini tak memiliki kantong kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan oviduct kiri. Fertilisasi internal. Aves diklasifikasikan menjadi:

  1. Archaeornithes
Burung dikelompok ini masih memiliki sifat reptilia yaitu, mulut terdapat gigi, sayap terdapat kait kuku panjang, kaki belakang bersisik, dan ekor tampak panjang. Semua kelompok ini sudah punah. Contoh:  Archaopteryx lithografis.

  1. Struthioniformes
Kelompok ini tak terbang, memiliki kaki dengan dua jari. Contoh: Struthio camelus yang hidup di Afrika dan jazirah Arab.

  1. Galliformes
Kakinya untuk berlari dan mengais tanah, berparuh pendek. Contoh: Gallus galus bantifa (ayam hutan), Megacephalon maleo (maleo, Sulut), dan Meleagris gallopavo (ayam turki, Amerika Utara).

  1. Columbiformes
Hewan paruh pendek dan langsing pada pangkalnya. Contoh: Geopelia striata (perkutut).

  1. Passeriformes
Ordo ini dapat berkicau dengan indah. Jarinya ada empat. Tiga jari kemuka, satu kebelakang, untuk bertengger. Contoh: Leucopsar rothschildi (jalak)

  1. Anserformes
Hewan ini berparuh lebar, dari bahan tanduk, tetapi keras ujungnya. Kaki berjari 3, dilengkapi selaput berenang (web), ekor pendek berbulu. Contoh: Cygnus sp. (angsa), Dendrocygna javanica (belibis).

e.       Mammalia

Memiliki kwelenjarsusu untuk menyusuianaknya, serta mengasuh. Kelompok hewan yang tertinggi tingkatnya. Tubuhnya ditutupi rambut, kulit berkelenjar (sebasea/kelenjar minyak, sudorifera/ kelenjar keringat, bau, dan susu/ glandula mamae). Memiliki empat anggota gerak. Jantung memiliki nempat ruang yang sempurna, yaiotu 2 atrium dan 2 ventrikel. Bernafas dengan paru-paru.sistem ekskresi dengan ginjal, kulit, dan paru-paru. Jantan memiliki alat kopulasi berupa penis sedangkan betina berupa vagina. Betina memiliki plasenta. Pembuahan internal, embrio berkembang di tubuh induk dan akan disusui

  1. Monotremata
Sering disebut mammalian petelur, karena bertelur. Setelah menetas anaknya disusui, hewan ini tak berdaun telinga. Contoh:  Platypus ( Orni thorhyncusanatinus) hidup di Australia
.
  1. Marsupialia
Hewan betina memiliki marsupium (kantong diperut), uterus dan vaginanya ganda. Biasanya tak berplasenta. Contoh: Marcopus kangaroo (Kanguru Australia), Thylogale bruijni (kanguru irian).

  1. Chiroptera
Merupakan mammalian terbang. Kaki depan kecil dengan 2-5 jari, panjang dan disokong kulit yang menghubungkan dengan kaki belakang. Contoh: Pteropus sp. (Kelelawar pemakan buah)

  1. Primata
Memiliki anggota badan panjang, masing-masing lima jari, berkuku pipih/cekung. Biasanya hidup Arboreal (di pohon). Contoh: Nasalis larvatus (bekantan Kalimantan)

  1. Cetacea
Tubuh berukuran besar berbentuk sekoci, kepala panjang. Memiliki beberapa sirip punggung berdaging. Ekor panjang dan lebar. Permukaan tubuh licin tanpa bulu, tak berkelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar susu. Contoh: Delphinus delphis (lumba-lumba), Beradius bairdii (paus berparuh raksaksa).

  1. Karnivora
Anggta tubuh dapat bergerak cepat, kaki berjari lima dilengkapi kuku. Memiliki taring tajam. Termasuk predator. Contoh:  Canis lupus (Srigala), Helarctos malayanus (beruang madu dio Sumatera dan Kalimantan), dan Felis leo (macan Afrika).

  1. Artiodactyla
Hewan bejari kaki 2-4, dibungkus teracak zat tanduk, pada kepala terdapat tanduk/cula kecil, gigi tereduksi, lambung 4 buah. Contoh: Sus scrofa (babi liar Eropa).

DAFTAR PUSTAKA


Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai
www. google.com

No comments:

Post a Comment